GAMBARAN CYBERCHONDRIA PADA REMAJA
Abstract
Perkembangan internet membawa dampak bagi kesehatan mental remaja. Dampak positif yang dirasakan adalah akses informasi yang mudah dan murah, salah satunya untuk pencarian bantuan mengenai kesehatan mental. Disisi lain, melimpahnya informasi online terkait kesehatan mental, baik yang valid maupun yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, cukup merugikan karena menimbulkan kekhawatiran dan kebingungan akan informasi yang dibaca sehingga meningkatkan rasa cemas dan memicu pencarian yang berulang yang tidak berguna. Fenomena pencarian informasi berulang itu disebut Cyberchondria, yaitu peningkatan kecemasan tentang status kesehatan, sebagai hasil dari pencarian informasi kesehatan mental yang berlebihan (White & Horvitz, 2009). Sebagai kelompok usia yang paling banyak menggunakan internet menurut survei APJII tahun 2023, remaja memiliki kerentanan terdampak Cyberchondria. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang Cyberchondria di kalangan remaja. Subjek penelitian berjumlah 428 orang siswa salah satu SMA Negeri di Kota Pekanbaru. Metode pengumpulan data menggunakan alat ukur Cyberchondria Severity Scale 12 (CSS-12) yang diuji validitas dan reliabilitasnya. Hasil dari penelitian ini adalah sebagian besar remaja memiliki tingkat Cyberchondriayang sedang (66%). Kecenderungan untuk mencari informasi kesehatan mental diikuti dengan tingginya durasi penggunaan internet pada remaja.
Kata kunci: Cyberchondria, Remaja, Kesehatan Mental